Tata Krama pada orang
terdekat (I)
Sahabat, berdasarkan pengetahuan kita terhadap seseorang,
manusia dibagi menjadi tiga, yaitu
a.
Seseorang yang tidak kita tahu
b.
Seseorang yang kita tahu
c.
Seseorang yang kita kenal
Seseorang yang tidak kita tahu adalah orang yang kita tidak
peduli siapakah dirinya dan kita juga tidak berminat untuk mengetahuinya. Seseorang yang kita tahu adalah
seseorang yang kita ketahui siapa dia, namun kita
tidak tertarik untuk mengetahui kepribadiannya lebih dalam. Biasanya kita hanya mengenalnya
sebagai si A atau si B, akan
tetapi kita tidak
mengetahui apa dan bagaimana dia dikehidupan sehari-hari. Sedangkan, seseorang yang kita kenal adalah orang yang
selalu bersama kita. Kita mengerti siapa dan bagaimana baik
buruk sikapnya. Mereka dapat dikenal sebagai sahabat kita, orang tua kita , saudara, suami, istri, sepupu di kehidupan kita, dll.
Sahabat-sahabati, Islam mengajarkan kita untuk berbuat baik
kepada saudara atau sahabat. Sebagaimana yang tertulis dalam al-Qur’an
“Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak, karib
kerabat, anak-anak yatim,orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga yang
jauh, teman sejawat, ibnu sabil, dan hamba sahaya. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang yang sombong dan membangga-banggakan diri,” (QS. 4/ an Nisaa: 36)
Tidak hanya berbuat baik, bahkan Rasulullah mengatakan
bahwa kita masih belum dikatakan beriman jika belum bisa mencintai sesamanya, layaknya kita mencintai
diri kita sendiri.
Rasulullah SAW. Bersabda, “Tidaklah beriman
seseorang diantara kalian sebelum ia mencintai saudaranya seperti kecintaannya
terhadap dirinya sendiri”. (HR. Bukhari)
Namun bagaimana caranya diri kita mencintai mereka layaknya mencintai diri
kita sendiri? Kita bisa memulainya dengan bersikap baik dan menjaga hubungan antara sahabat dan saudara. Nah,
dalam menjaga hubungan ini, kita harus memperhatikan tatakrama kita pada orang-orang
terdekat kita. Akan tetapi masalahnya, tidak semua orang mengerti bagaimana
bersikap yang baik terhadap orang-orang didekat mereka. Bahkan, tidak semuanya mengerti betapa pentingnya tata krama dikehidupan sehari-hari.
Bersikap baik pada orang terdekat merupakan hal yang sangat
penting karena bila kita tidak menjaga sikap kita kepada mereka, berbagai
masalah dapat muncul karenanya dan tentunya hal tersebut dapat berakibat dosa baik
bagi diri kita atau bahkan orang-orang di dekat kita.
Sebagai umat muslim, ada beberapa
hal yang harus di ketahui agar kita tetap terus dapat dengan aman menjalani
hubungan dengan saudara dan
sahabat-sahabat kita. Hal-hal yang harus kita ketahui,
yaitu:
1. Syarat-syarat
persahabatan
Sahabat-sahabati, kita tidak boleh asal memilih sahabat.
Tentulah orang yang kita jadikan sahabat itu harus lulus kriteria-kriteria
tertentu. Akan tetapi, kriteria seperti apa yang harus dipenuhi untuk memilih
seorang sahabat?
Ya, seseorang yang akan kita jadikan sahabat, entah itu sahabat dalam
menuntut ilmu, sahabat dalam mengarungi bahtera rumah tangga, ataupun yang
lainnya, haruslah cerdas. Bukan hanya cerdas dalam ilmu pengetahuan umum, namun
juga cerdas dalam menghadapi berbagai persoalan dunia. Ia tahu bagaimana
berperilaku sebagai sahabat, ia tahu bagaimana caranya memberikan solusi yang
bijak kepadamu bila engkau kesulitan, bukan malah menyebarluaskan aibmu kepada
orang lain sekalipun ia hanya berniat untuk menolongmu melalui berdiskusi
dengan orang lain.
Keuntungan lain bersahabat dengan orang yang cerdas adalah layaknya
berkumpul dengan penjual minyak kesturi. Pasti kita kecipratan ilmunya yang berharga karena orang terdekat adalah orang
yang paling kuat pengaruhnya terhadap kita.
Sebaliknya, sahabat yang tak berakal
hanya akan membawa hubungan persahabatan tersebut putus. Bahkan, lebih
baik memiliki seorang musuh yang cerdas daripada bersahabat dengan seseorang
yang bodoh karena setiap kali akan bersaing dengan musuh yang cerdas itu, kita
pasti akan berusaha untuk mencari taktik yang tak kalah cerdas supaya dapat mengalahkannya. Itu berarti, musuh yang cerdas akan membuat
kita berusaha untuk mengup-date ilmu kita secara tidak langsung.
Sama seperti jika kita bersahabat dengan orang yang cerdas. Harapan
kita bersahabat dengan seseorang yang memiliki akhlaqul karimah adalah agar
perilakunya itu dapat tertular pada kita. Selain itu, jika kita bergaul dengan
orang yang terpuji sifat dan perilakunya, maka kita pun turut dihormati oleh
masyarakat. Jika kita bergaul dengan orangyang kasar, sadar atau tidak, perilaku
kita akan ikut menjadi kasar. Karena itu, kita dianjurkan untuk memilih sahabat
yang memiliki akhlaqul karimah agar kita senantiasa dapat belajar darinya
bagaimana sikap terpuji itu.
- Bila kamu berbuat kebaikan, maka dia
akan menghitung-hitung kebaikanmu.
Yang dimaksud dengan menghitung kebaikan disini adalah menganggap
penting kebaikan yang telah kita lakukan. Seorang sahabat tidak akan pernah
mengingat kebaikan yang pernah ia lakukan pada kita. Sebaliknya ia akan selalu
mengingat kesalahan-kesalahannya yang dahulu.
- Orang yang menemanimu dalam kebenaran.
- Bila melihat kejelekanmu, maka dia akan
berusaha untuk menutupinya.
Seorang sahabat akan menegur kita bila ada sikap kita yang keluar
batas. Dia selalu mengawasi kita dan selalu berusaha untuk menjaga kita untuk
tetap di jalan yang baik. Dia tidak akan membiarkan orang lain tau aib kita
yang dapat membuat nama kita menjadi buruk di mata orang lain.
- Bila kamu berkata sesuatu, maka dia
akan mendukung perkataanmu, disaat orang lain tak memercayaimu.
- Bila kau dalam sulit, maka dia akan
mengulurkan tangannya untukmu
- Seseorang yang membuka matanya kepada kebenaran
Memiliki seorang sahabat yang selalu membuka matanya terhadap kebenaran
akan sangat membantu kita dalam menjaga hubungan persahabatan yang harmonis.
Bila suatu saat kalian memperdebatkan suatu kebenaran, ia akan mengalah jika
memang kamulah yang benar. Ia akan menurunkan kegengsiannya dan bersedia untuk
mengaku kalah. Bukannya malah tetap keras kepala mempertahankan argumennya dan
tetap melawanmu walaupun kebenaran sudah terungkap di depan matanya.
Ali bin abi Thalib berkata,
“sesungguhnya temanmu adalah orang yang bersama kalian, yaitu orang yang
membahayakan dirinya demi keselamatanmu. Dan bertemanlah dengan orang yang
ketika dirimu kebingungan, maka dia akan mendampingimu dengan segala
kemampuannya. Dan carilah teman yang sholeh. Jangan pernah mencari orang yang
fasik.”
Jadi sahabat-sahabati, itulah sebagian kriteria yang harus
kita ketahui agar tidak salah memilih seseorang menjadi sahabat kita. Jika
kalian belum menemukan sahabat yang cocok, gunakan kriteria-kriteria di atas
untuk menemukan sahabat yang diridhai oleh Allah. Jika kalian sudah
menemukannya, maka cintailah mereka seperti kalian mencintai diri kalian
sendiri. Dan berhati-hatilah
dalam bersikap. Jangan biarkan sedikitpun sikapmu melukai hatinya karena
sesungguhnya ia memiliki hak aras persahabatan itu..
“Tidak bertahan
sesaatpun suatu persahabatan kecuali di pertanyakan hak sahabatmu di akhirat
nanti.” –Rasulullah SAW.-
Sungguh indah Al-Qur’an karena telah tercantum di dalamnya segala
sesuatu yang kita tidak tahu dan MahaIndah Allah yang menurunkan Al-Qur’an ke
bumi ini sebagai cahaya bagi mereka yang dalam kegelapan.
Sahabat-sahabati, semoga untaian kalimat-kalimat ini bisa
bermanfaat bagi kita semua. insyaAllah, berikutnya, akan kita bahas apa saja
hak-hak seorang sahabat.