Welcome Ramadhan, Welcome Pesrom!


Marhaban ya ramadhaaan, selamat datang bulan ramadhan yang penuh berkah. Jika sudah berbicara tentang ramadhan, tak ada lagi hal yang menjadi pusat perhatian para sahabat-sahabati remaja masjid agung at-ataqwa selain Pesantren Ramadhan. Ya, kemarin, tepatnya pada tanggal 20 juli 2012, pesantren ramadhan angkatan XXXI telah resmi dibuka.
Hadrah Al-banjari remas attaqwa :)

Kyai H. S. H. Hodari H.S

Acara Pesantren Ramadhan kali ini dibuka oleh ketua takmir, Kyai H.S.H Hodari H.S. Dalam sambutannya, beliau berkata bahwa remaja saat ini membutuhkan perbaikan akhlaq dan perbaikan-perbaikan ini ada pada acara pesantren ramadhan yang setiap tahun rutin dijalankan oleh remaja masjid agung attaqwa. Pembentukan akhlaqul karimah pada diri seorang remaja dapat dilakukan memalui pemberian tausiah, berteman dengan orang sholih, dan mempelajari biografi orang-orang hebat. Itu semua ada dalam kegiatan pesrom. Alhamdulillah, Pesrom dari tahun ke tahun direspon dengan cukup antusias dengan masyarakat sekitar, terbukti dengan adanya 70 peserta yang mengikuti pesrom tahun ini.
Diharapkan, kegiatan pesantren ramadhan kali ini dapat terus menghasilkan remaja-remaja yang cinta masjid dan berakhlaqul karimah

Akhlaq dalam Mencari Ilmu


Ust. Shoddiq
oleh: Ust. Shoddiq
Penting bagi kita untuk mengerti bagaimana sebenarnya akhlaq dalam mencari ilmu. Apalagi, bagi kita yang masih duduk dalam bangku pendidikan. Di mata semua orang, menuntut ilmu pasti memiliki arti yang baik. Tapi, siapa yang tau, bahwa ternyata menuntut ilmu tidak hanya dapat membawa kebaikan, tapi juga dapat berpeluang membawa kita masuk ke dalam api neraka. Apa yang menyebabkannya menjadi seperti itu?
Menurut imam Ghazali, ada dua macam orang yang mencari ilmu. Pertama adalah orang mencari ilmu untuk kebanggaan dan kekayaan, dan yang kedua adalah orang yang mencari ilmu untuk keridhoan Allah.
“Jabir ra. mengutarakan, Rasulullah saw. Bersabda: janganlah kamu belajar (dengan tujuan) untuk membanggakan diri pada para ulama, untuk mengibuli orang bodoh, dan untuk mencari kedudukan. Siapa yang melakukan (salah satu dari ketiga) hal itu, maka neraka tempatnya yang utama.” (H.R. Ibnu majah dan Ibnu Hibban)
Begitulah, apabila seseorang mencari ilmu semata-mata hanya untuk sebuah kebanggan, agar ia terlihat pandai, dipuji orang banyak, atau untuk mendapatkan harta kekayaan, maka sebenarnya, apa yang ia lakukan itu sama saja sedang merusak agamanya dan dirinya sendiri, serta menjual akhirat dengan dunianya. Ibarat seseorang yang berdagang, ketika ia menjual barang dagangannya, bukan untung yang didapat melainkan hanya kerugian yang menumpuk.
Begitu pula dengan orang yang mengajar hanya untuk sesuatu yang bersifat duniawi, atau mengajari orang lain untuk juga turut menuntut ilmu hanya untuk sebuah kepongahan diri, sebuah gelar, kekayaan, atau segala sesuatu yang bersifat duniawi, itu berarti ia sama saja menolong sesamanya untuk berbuat maksiat. Walau hanya satu kali niat, tapi kerugian yang dialami oleh orang yang mengajarkan kemaksiatan itu sama besar dengan orang yang mengamalkannya. Imam Ghazali mengumpamakan orang yang demikian seperti orang yang menjualkan pedang kepada orang lain yang kemudian pedang itu akan digunakan untuk membunuh.
Berkebalikan dengan orang yang mencari ilmu semata-mata karena Allah. Mereka yang mencari ilmu hanya untuk mencari ridho Allah, walau hanya sedikit saja ilmu yang mereka dapatkan, akan ada kenikmatan-kenikmatan, keuntungan-keuntungan yang sangat besar didepan mereka. Kenikmatan-kenikamatan itu sebagaimana yang tercantum dalam hadist,
“Abu Darda ra. mengatakan, Rasulullah saw. Bersabda: “Barang siapa yang menempuh jalan mencari ilmu, maka Allah mempermudah baginya suatu jalan menuju surga. Sesungguhnya para malaikat meletakkan sayapnya bagi orang yang menuntut ilmu karena ridloNya dengan apa yang mereka perbuat.
Sesungguhnya, orang yang berilmu itu akan dimohonkan ampun oleh makhluk yang ada dilangit dan yang ada dibumi termasuk ikan dalam air. Dan kelebihan orang yang berilmu dari orang yang beribadah (tanpa ilmu) itu adalah kelebihan bulan dari seluruh bintang yang lain.” (H.R. Abu Daud dan Tirmidzi)
Tapi sebelum semua itu, kita harus mengetahui bahwa dalam mencari ilmu, kita harus memulainya dengan baik dan mengakhirinya dengan yang baik pula. Maksudnya? Permulaan awal yang baik adalah dengan sebuah niat yang baik (yak! Akhirnya, balik lagi ke niat). Contoh bentuk niatan yang paling kecil adalah dengan mengucapkan basmalah. Terlihat sepele memang, tapi sebenarnya hal sepele itu tentu sangat mengena. Karena harus kita sadari, ketika kita mengucapkan basmalah, sebetulnya kita sedang ‘pamit’ kepada Yang Maha Memiliki Ilmu. Dengan mengawali proses belajar dengan niatan yang baik, insyaAllah, Allah juga akan menjaga kita dari hal-hal yang tidak diinginkan.
Bagaimana jika kita tidak mengawalinya dengan niatan yang baik? Seperti yang disabdakan Rasulullah, jangan-jangan, niatan kita mencari ilmu itu malah karena hawa nafsu! Dan kalau kita sampai dipimpin oleh hawa nafsu dalam mencari ilmu, takutnya kita akan ‘terpeleset’ dan malah dipandu oleh setan yang dilaknat Allah. Terpeleset bagaimana? Setan itu suka menghembuskan bisikan-bisikan sombong kepada manusia, nah, kalau sudah terhasut, ilmu manusia bisa habis karena kesombongannya yang diakibatkan karena ia sudah merasa ilmunya banyak dan berlimpah. Dan akhirnya, ia akan tunduk pada kejelekan dan akan melawan semua kebaikan sampai ia tiba pada amal yang merugikan.
Orang yang ilmunya banyak tapi niatannya tidak baik, tidak akan bertambah kepadanya kecuali kejauhannya terhadap Allah. Bukan berarti melarang kita untuk mencari ilmu sebanyak-banyaknya, hanya saja kita harus benar-benar memperhatikan niatan kita dalam mencari ilmu. karena yang terpenting itu niatnya, dan niat itu berasal dari iman. Jangan sampai, bertahun-tahun waktu yang kita habiskan untuk mencari ilmu jadi sia-sia karena satu niat kecil tidak baik yang tidak sengaja terselip di hati kita. Karena siksa yang paling berat di hari kiamat adalah siksa untuk pada para pencari ilmu yang pandai, tapi ilmunya tidak bermanfaat karena tidak diamalkan.
Jadi, bagaimana? Mau jadi si pencari ilmu yang mendapat nikmat Allah? Yuk, mari luruskan niat terlebih dahulu sebelum mengejar ilmu sebanyak-banyaknya!

Interospeksi Diri dengan Kisah Para Nabi

 Oleh: Ust. Ruslani

Bismillahirrahmanirrahim…
Ust. Ruslani saat menyampaikan kajian
Sahabat-sahabat Remas yang dicintai Allah Swt, dunia ini tidak hanya kita yang menempati. Ada berbagai macam watak, sifat, tipe manusia yang terlahir di dunia kita dan berkumpul bersama kita. Ada yang pemaaf, tegas, penggerutu, penyayang, ada juga yang sukanya menyalahkan orang lain atas kesalahan-kesalahan.
Nah, sifat manusia yang suka menyalahkan orang lain atas suatu kesalahan inilah yang patut kita perhatikan baik-baik. Jangan-jangan, malah sikap itu sebenarnya ada pada diri kita. Miris sekali ketika melihat seseorang hidup dengan sikap seperti itu, apalagi kalau ternyata, kita sendiri juga mengidap penyakit tersebut! Karena sebenarnya, adalah suatu kesalahpahaman ketika seseorang punya ’hobi’ menghakimi seseorang yang lain atas suatu kesalahan.
Setiap dari kita semua di dunia ini tidak ada yang suci dari kesalahan, entah itu kecil ataupun besar. Kita pernah mendengar kata-kata ‘Manusia adalah biangnya kesalahan’. Apa alasannya? Alasannya adalah karena memang kesalahan dan manusia itu sangat dekat. Bahkan tidak dapat dipisahkan. Rasa lapar dan haus, itu manusiawi. Artinya, sangat wajar bila dirasakan oleh manusia. Begitupun melakukan kesalahan. Hal tersebut juga sangat manusiawi. Ingat tentang kisah Nabi Adam dan Siti Hawa? Nabi Adam a.s., manusia pertama yang diciptakan Allah, juga pernah tergelincir oleh siasat setan. Nabi Adam a.s. dan Siti Hawa diturunkan ke bumi karena dibujuk setan untuk memakan buah Khuldi. Lihat? Nabi Adam a.s. saja pernah melakukan kesalahan, apalagi kita?
 Tetapi walaupun begitu, kita bisa selamanya membiarkan kesalahan-kesalahan yang telah kita perbuat tanpa ada perbaikan. Karena tidak semua yang manusiawi itu baik. Rasa lapar merupakan rasa manusiawi yang baik, karena rasa lapar dapat membuat kita semakin bersyukur atas karunia Allah Swt. “Alhamdulillah… sudah nggak lapar lagi.” Bukankah itu bentuk dari rasa syukur kita? Sedangkan jika kita melakukan kesalahan, sangat mungkin akibat dari kesalahan itu malah merugikan orang-orang yang ada disekitar kita. Jika tidak segera diperbaiki, akan ada banyak lagi kerugian yang timbul.
Kita perlu mengadakan perbaikan-perbaikan agar tidak banyak kerugian yang timbul dari sifat kemanusiawian kita. Orang yang baik, bukanlah orang yang suci sempurna dari kesalahan. Tapi adalah orang yang pernah melakukan kesalahan dan kemudian mempunyai kemauan untuk beri’tikad baik. Bukankan Allah SWT. Berfirman, “Sebaik-baiknya manusia adalah ia yang bertaubat setelah melakukan kesalahan”? Setelah Nabi Adam diturunkan ke bumi, ia menangis dan bertaubat kepada Allah, sehingga Allah mengembalikannya kembali ke Surga. Begitupun kita, kita ini nanti juga akan dikembalikan ke Surga, tapi dengan satu syarat, yaitu bertaubat, memperbaiki kesalahan-kesalahan yang telah kita lakukan.
Lalu, bagaimana cara memperbaikinya? Yaitu dengan Ilmu. Teladanilah kehidupan mereka yang mempunayi kemauan untuk beri’tikad baik setelah melakukan kesalahan. Bukankah Allah sudah mengutus para nabi dan rasul-Nya untuk membimbing kita? Ketahuilah kisah-kisah perjalanan hidup mereka, ambil pelajaran dari kisah-kisah tersebut, lalu amalkan dalam kehidupan kita disini. Sesungguhnya itulah gunanya para nabi dan rasul diutus ke bumi. Agar kita menjadi manusia yang tidak rugi.
Jadi, jangan  terburu-buru memvonis orang karena kesalahannya. Mari kita interospeksi diri! Karena sebenarnya, kita juga manusia yang tidak pernah luput dari kesalahan. Gunakan waktu yang ada saat ini untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan kita sendiri. Daripada menghabiskan waktu untuk menghakimi orang lain habis-habisan, bukankah lebih bermanfaat bila kita memanfaatkan waktu semaksimal mungkin untuk menjadi pribadi yang lebih baik di setiap langkah hidup kita?
Semoga bermanfaat, semoga kita menjadi musli-muslimah yang berakhlaqul karimah. Amin. (sedikit dikembangkan oleh tim jurnalistik tanpa mengubah isi)

Tata Krama pada orang terdekat (I)


Sahabat, berdasarkan pengetahuan kita terhadap seseorang, manusia dibagi menjadi tiga, yaitu
a. Seseorang yang tidak kita tahu
b. Seseorang yang kita tahu   
c. Seseorang yang kita kenal
Seseorang yang tidak kita tahu adalah orang yang kita tidak peduli siapakah dirinya dan kita juga tidak berminat untuk mengetahuinya. Seseorang yang kita tahu adalah seseorang yang kita ketahui siapa dia, namun kita tidak tertarik untuk mengetahui kepribadiannya lebih dalam. Biasanya kita hanya mengenalnya sebagai si A atau si B, akan tetapi  kita tidak mengetahui apa dan bagaimana dia dikehidupan sehari-hari. Sedangkan, seseorang yang kita kenal adalah orang yang selalu bersama kita. Kita  mengerti siapa dan bagaimana baik buruk sikapnya. Mereka dapat dikenal sebagai sahabat kita, orang tua kita , saudara, suami, istri, sepupu di kehidupan kita, dll.
Sahabat-sahabati, Islam mengajarkan kita untuk berbuat baik kepada saudara atau sahabat. Sebagaimana yang tertulis dalam al-Qur’an

“Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak, karib kerabat, anak-anak yatim,orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil, dan hamba sahaya. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membangga-banggakan diri,” (QS. 4/ an Nisaa: 36)
Tidak hanya berbuat baik, bahkan Rasulullah mengatakan bahwa kita masih belum dikatakan beriman jika belum bisa mencintai sesamanya, layaknya kita mencintai diri kita sendiri.
 Rasulullah SAW. Bersabda, “Tidaklah beriman seseorang diantara kalian sebelum ia mencintai saudaranya seperti kecintaannya terhadap dirinya sendiri”. (HR. Bukhari)
Namun bagaimana caranya diri kita mencintai mereka layaknya mencintai diri kita sendiri? Kita bisa memulainya dengan bersikap baik dan menjaga hubungan antara sahabat dan saudara. Nah, dalam menjaga hubungan ini, kita harus memperhatikan tatakrama kita pada orang-orang terdekat kita. Akan tetapi masalahnya, tidak semua orang mengerti bagaimana bersikap yang baik terhadap orang-orang didekat mereka. Bahkan, tidak semuanya mengerti betapa pentingnya tata krama dikehidupan sehari-hari.
Bersikap baik pada orang terdekat merupakan hal yang sangat penting karena bila kita tidak menjaga sikap kita kepada mereka, berbagai masalah dapat muncul karenanya dan tentunya hal tersebut dapat berakibat dosa baik bagi diri kita atau bahkan orang-orang di dekat kita. Sebagai umat muslim, ada beberapa hal yang harus di ketahui agar kita tetap terus dapat dengan aman menjalani hubungan dengan saudara dan sahabat-sahabat kita. Hal-hal yang harus kita ketahui, yaitu:
1.      Syarat-syarat persahabatan
Sahabat-sahabati, kita tidak boleh asal memilih sahabat. Tentulah orang yang kita jadikan sahabat itu harus lulus kriteria-kriteria tertentu. Akan tetapi, kriteria seperti apa yang harus dipenuhi untuk memilih seorang sahabat?
  • Cerdas
Ya, seseorang yang akan kita jadikan sahabat, entah itu sahabat dalam menuntut ilmu, sahabat dalam mengarungi bahtera rumah tangga, ataupun yang lainnya, haruslah cerdas. Bukan hanya cerdas dalam ilmu pengetahuan umum, namun juga cerdas dalam menghadapi berbagai persoalan dunia. Ia tahu bagaimana berperilaku sebagai sahabat, ia tahu bagaimana caranya memberikan solusi yang bijak kepadamu bila engkau kesulitan, bukan malah menyebarluaskan aibmu kepada orang lain sekalipun ia hanya berniat untuk menolongmu melalui berdiskusi dengan orang lain.
Keuntungan lain bersahabat dengan orang yang cerdas adalah layaknya berkumpul dengan penjual minyak kesturi. Pasti kita kecipratan ilmunya yang berharga karena orang terdekat adalah orang yang paling kuat pengaruhnya terhadap kita.
Sebaliknya, sahabat yang tak berakal  hanya akan membawa hubungan persahabatan tersebut putus. Bahkan, lebih baik memiliki seorang musuh yang cerdas daripada bersahabat dengan seseorang yang bodoh karena setiap kali akan bersaing dengan musuh yang cerdas itu, kita pasti akan berusaha untuk mencari taktik yang tak kalah cerdas supaya dapat mengalahkannya.  Itu berarti, musuh yang cerdas akan membuat kita berusaha untuk mengup-date ilmu kita secara tidak langsung.
  • Baik Akhlaqnya
Sama seperti jika kita bersahabat dengan orang yang cerdas. Harapan kita bersahabat dengan seseorang yang memiliki akhlaqul karimah adalah agar perilakunya itu dapat tertular pada kita. Selain itu, jika kita bergaul dengan orang yang terpuji sifat dan perilakunya, maka kita pun turut dihormati oleh masyarakat. Jika kita bergaul dengan orangyang kasar, sadar atau tidak, perilaku kita akan ikut menjadi kasar. Karena itu, kita dianjurkan untuk memilih sahabat yang memiliki akhlaqul karimah agar kita senantiasa dapat belajar darinya bagaimana sikap terpuji itu.
  • Bila kamu berbuat kebaikan, maka dia akan menghitung-hitung kebaikanmu.
Yang dimaksud dengan menghitung kebaikan disini adalah menganggap penting kebaikan yang telah kita lakukan. Seorang sahabat tidak akan pernah mengingat kebaikan yang pernah ia lakukan pada kita. Sebaliknya ia akan selalu mengingat kesalahan-kesalahannya yang dahulu.
  • Orang yang menemanimu dalam kebenaran.
  • Bila melihat kejelekanmu, maka dia akan berusaha untuk menutupinya.
Seorang sahabat akan menegur kita bila ada sikap kita yang keluar batas. Dia selalu mengawasi kita dan selalu berusaha untuk menjaga kita untuk tetap di jalan yang baik. Dia tidak akan membiarkan orang lain tau aib kita yang dapat membuat nama kita menjadi buruk di mata orang lain.
  • Bila kamu berkata sesuatu, maka dia akan mendukung perkataanmu, disaat orang lain tak memercayaimu.
  • Bila kau dalam sulit, maka dia akan mengulurkan tangannya untukmu
  • Seseorang  yang membuka matanya kepada kebenaran
Memiliki seorang sahabat yang selalu membuka matanya terhadap kebenaran akan sangat membantu kita dalam menjaga hubungan persahabatan yang harmonis. Bila suatu saat kalian memperdebatkan suatu kebenaran, ia akan mengalah jika memang kamulah yang benar. Ia akan menurunkan kegengsiannya dan bersedia untuk mengaku kalah. Bukannya malah tetap keras kepala mempertahankan argumennya dan tetap melawanmu walaupun kebenaran sudah terungkap di depan matanya.

Ali bin abi Thalib berkata, “sesungguhnya temanmu adalah orang yang bersama kalian, yaitu orang yang membahayakan dirinya demi keselamatanmu. Dan bertemanlah dengan orang yang ketika dirimu kebingungan, maka dia akan mendampingimu dengan segala kemampuannya. Dan carilah teman yang sholeh. Jangan pernah mencari orang yang fasik.”

Jadi sahabat-sahabati, itulah sebagian kriteria yang harus kita ketahui agar tidak salah memilih seseorang menjadi sahabat kita. Jika kalian belum menemukan sahabat yang cocok, gunakan kriteria-kriteria di atas untuk menemukan sahabat yang diridhai oleh Allah. Jika kalian sudah menemukannya, maka cintailah mereka seperti kalian mencintai diri kalian sendiri. Dan berhati-hatilah dalam bersikap. Jangan biarkan sedikitpun sikapmu melukai hatinya karena sesungguhnya ia memiliki hak aras persahabatan itu..

“Tidak bertahan sesaatpun suatu persahabatan kecuali di pertanyakan hak sahabatmu di akhirat nanti.” –Rasulullah SAW.-

Sungguh indah Al-Qur’an karena telah tercantum di dalamnya segala sesuatu yang kita tidak tahu dan MahaIndah Allah yang menurunkan Al-Qur’an ke bumi ini sebagai cahaya bagi mereka yang dalam kegelapan.
Sahabat-sahabati, semoga untaian kalimat-kalimat ini bisa bermanfaat bagi kita semua. insyaAllah, berikutnya, akan kita bahas apa saja hak-hak seorang sahabat.

Inilah kiat-kiat menuju impianmu, sahabatku...


Inilah kiat-kiat menuju impianmu, sahabatku...

            Sahabat yang di berkahi ALLAH SWT, kita sebagai manusia pasti memiliki kehendak atau sebuah keinginan yang tinggi. Tapi, itu semua belum tentu dapat terkabulkan begitu saja, karna pada dasarnya semua itu hanya ALLAH SWT yang menentukan. Seperti halnya kita hidup. “Sahabat tau gak sih, sebenernya kita hidup di dunia ini untuk apa?”. “Kita hidup di dunia hanya untuk menunggu mati, bukan?”. Ya... Hingga sekarang tidak ada atu orangpun yang mengetahui tentang ajal kita, tentang kapan kita mati. Karna hanya ALLAH SWT -lah yang menetukan itu semua. Intinya, semua urusan kita di dunia ini semuanya ALLAH SWT yang mengatur. ALLAH SWT, berfirman “Allahumma laka aslamtu nafsi ilaika wa fawwadtu amri ilaika wa al-ja’tu zahri ilaika ragbataw wa rahbatan ilaika la malja’a wa la manja minka illa ilaik, amantu bi kitabikal-lazi anzalta wa nabiyyikal-lazi arsalt”, yang artinya “Ya Allah, kuserahkan diriku kepada-Mu. Kusandarkan Kepada-Mu penuh harap dan cemas. Tiada tempat bersandar dan tiada tempat berlindung dari murka-Mu kecuali kepada-mu. Kuimani kitab-Mu yang Engkau turunkan dan nabi yang Engkau utus”.

            Masa remaja pastinya memiliki keinginan yang sangat tinggi, seperti keingintahuan tentang sesuatu, rasa keinginan kita tentang suatu barang dls. Remaja merupakan pemimpin bangsa di hari esok, itu sebabnya sebagian besar para remaja selalu memiliki keinginan yang tinggi. Agar kehendak atau keinginan kita yang positif itu dapat menjadi kenyataan, usahalah. Berusaha dan berdo’a (ikhtiar) itulah kunci kesuksesan. Jangan berhenti berdo’a dan berusaha selama keinginan atau kehendak kita belum terwujud. Gunakanlah kesempatan sesebaik-baiknya dan jangan lupa untuk selalu bersabar. 

            Sahabat pasti memiliki cita-cita. Gapailah cita-cita sahabat setinggi langit. Jika sahabat memiliki sebuah pilihan mintalah pada ALLAH SWT. Sahabat bisa meminta pada ALLAH SWT dengan cara istikharah. istikharah yaitu shalat sunnah yang disyariatkan bagi seseorang yang ingin menentukan pilihan terhadap berbagai pilihan yang ada dihadapannya berdasarkan apa yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori,

dari Jabir bin Abdullah r.a., beliau berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajari para sahabatnya untuk shalat istikharah dalam setiap urusan, sebagaimana beliau mengajari surat dari Alquran. Beliau bersabda, “Jika kalian ingin melakukan suatu urusan, maka kerjakanlah shalat dua rakaat selain shalat fardhu,”

 Tentang waktu pelaksanaan shalat istikharah ini maka para ulama bersepakat bahwa shalat ini bisa dilakukan pada setiap waktu kecuali pada waktu-waktu yang dilarang untuk melakukan shalat. Dan penghujung malam bukanlah termasuk diantara waktu-waktu yang dilarang itu bahkan ia merupakan waktu yang paling afdhal untuk melaksanakan shalat istikharah, sebagaimana penjelasan diatas. Yang berarti pula bahwa dibolehkan bagi seseorang pada waktu itu melaksanakan shalat istikharah baik sebelum maupun setelah shalat tahajjud.
            Tuntunan kita dalam mengisi hidup ini,:
1)      Dalam hidup kita harus pandai berpamitan,
Yang dimaksud pandai berpamitan ini yaitu berdo’a. Kita hidup di dunia ini hanya sementara. Kita melakukan segala sesuatu haruslah pamit pada Allah swt. Contohnya, ketika akan tidur, kita membaca doa, ketika akan makan, kita membaca doa. Artinya, kita harus meminta ijin dulu pada Allah dalam melakukan segala sesuatu selama kita hidup di dunia ini, dengan tujuna agar Allah Ridho dengan apa yang kita lakukan.
2)      Dalam hidup kita harus pandai berterima kasih
Pandai mengucapkan terima kasih yaitu pandai menyusukuri atas apa yang Allah berikan pada kita di dunia ini. Entah itu baik ataupun buruk, entah itu menyakitkan atau tidak.
3)      Dalam hidup, kita harus bisa menggunakan waktu sebaik mungkin
Selama kita di beri kesempatan, gunakanlah kesempatan itu sebaik-baiknya. Janganlah kamu sia-siakan kesempatan itu, karna pada dasarnya kesempatan itu hanya datang satu kali.
(Raa/nee)

(Kharisma, edisi i/ 20 november 2011)

Menyambut 1 Muharram, Panitia Undang Pelajar Setempat


Bondowoso – Dalam menyambut datangnya Tahun Baru Islam, Panitia PHBI Remas At-taqwa Bondowoso berkerjasama dengan Takmir masjid setempat untuk mengadakan Do’a Akhir dan Awal Tahun Bersama. Acara tersebut dilaksanakan tepat pada hari sabtu (26/11) pukul 15.00 WIB.

Do’a Akhir dan Awal Tahun Bersama ini diisi dengan berbagai acara, seperti, pembacaan doa akhir dan awal tahun yang dipimpin oleh H. Yusuf, hadrah dan sholawat oleh Hadrah MI At-taqwa, istighosah oleh Ust. Shoddiq, kajian oleh Ust. Matkur Damiri, kepala sekolah Mi At-taqwa Bondowoso. Acara yang diadakan di Masjid At-taqwa Bondowoso ini ini agaknya sedikit berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, karena acara Do’a Akhir dan Awal Tahun Bersama kali ini tidak hanya dihadiri oleh anggota pengajian Masjid At-taqwa, namun juga melibatkan para pelajar dari sekolah-sekolah setempat. Achmad Nurfadil, ketua pelaksana Do’a Akhir dan Awal Tahun Bersama, mengatakan bahwa bahwa acara Do’a Akhir dan Awal Tahun Bersama ini sangat penting untuk diadakan. “Oh, tentu sangat penting! Apalagi dengan diundangnya para pelajar dari sekolah-sekolah setempat, hal ini diharapkan dapat menambah kepedulian remaja yang kurang terhadap perayaan Tahun Baru Islam. Jadi, mereka tidak hanya merayakan Tahun Baru Masehi saja, tapi juga Tahun Baru Islam juga mereka rayakan.” Begitu ulasnya. Selain itu, juga dapat menambah wawasan para remaja tentang kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan ketika mereka ingin menyambut Tahun Baru Islam.

Dalam persiapannya, dapat dikatakan pengadaan acara ini termasuk kurang persiapan. Tenggat waktu yang sudah menipis dan SDM yang tidak memadai membuat para panitia mengalami kesulitan dalam menghubungi pengisi acara dan menghubungi sekolah-sekolah. Namun begitu, dalam pelaksanaannya, acara Do’a Akhir dan Awal Tahun Bersama ini berjalan lancar hingga berakhirnya acara pukul 18.00 WIB. (nee)

Perayaan idul adha di Masjid At-taqwa, Sembelih 7 Ekor Sapi dan 17 Ekor Kambing


Bismillahirrahmanirrahim

Bondowoso – Dalam menyambut datangnya Hari Raya Idul Adha 1432 H, PHBI (Panitia Hari Besar Islam) Masjid Agung At-taqwa Bondowoso mengadakan serangkaian kegiatan yang terdiri dari  pelaksanaan sholat idul adha berjamaah, penyembelihan hewan qurban dan pembagian daging qurban.
Pada hari ahad (6/11) sekitar pukul 05.00 WIB., masyarakat Bondowoso, khususnya yang bermukim di sekitar Masjid Agung At-taqwa Bondowoso, berbondong-bondong memenuhi serambi dan halaman masjid. Masyarakat tersebut datang untuk melaksanakan sholat Id berjamaah yang dilaksanakan di Masjid Agung At-taqwa Bondowoso pukul 06.00 WIB.
Selain melaksanakan sholat Id berjamaah, panitia masjid juga melaksanakan penyembelihan hewan qurban yang diketuai oleh Drs. H. Syaifudin Zuhri. Adapun hewan yang diqurbankan sejumlah 24 ekor, terdiri dari 7 ekor sapi dan 17 ekor kambing. Hewan-hewan yang didapat dari dari bupati dan masyarakat  bondowoso tersebut dibagikan kepada masyarakat fakir miskin dan orang-orang yang berhak menerimanya di sekitar  lingkungan Masjid At-taqwa. Sebelumnya, masyarakat yang menjadi target penerima dalam pembagian daging qurban tersebut harus memiliki kupon terlebih dahulu. Kupon tersebut telah dibagikan pada hari sebelumnya seusai sholat shubuh berjamaah dan harus diperlihatkan kepada petugas/panitia pembagian daging qurban ketika akan mengambil jatah daging.
Panitia idul adha kali ini tidak hanya melibatkan takmir, guru-guru, karyawan Masjid Agung At-taqwa, namun juga melibatkan Remaja Masjid Agung At-taqwa. Dalam menyambut Hari Raya Idul Adha 1433 H, Remaja Remaja Masjid Agung At-taqwa berperan dalam kegiatan sholat Id berjamaah. Ketua pelaksana Sholat idul adha berjamaah tahun ini adalah sahabat Zubair, anggota Remas At-taqwa sekaligus Anggota PHBI. Disini, Remas At-taqwa juga terlibat dalam penyembelihan dan pembagian daging qurban. Dalam susunan kepanitiaan, Sahabat-sahabat Remas At-taqwa yang telah berpengalaman sebelumnya disebar dalam setiap sie, antara lain, sie kesekretariatan, sie tranportasi, sie perlengkapan, dan sie pemeliharaan hewan. Selain itu, Remas At-taqwa juga berperan dalam memisahkan antara jama’ah  laki – laki dan perempuan saat sholat Id dengan mengatur shaf antar jama’ah saat malam sebelum pelaksanaan Shalat Id.